Jumat, 19 Juli 2013

KEUNGGULAN KHOTBAH EKSPOSITORI

1.      Firman Allah diajarkan: jadi seorang pengkhotbah  ekspositori  harus  terleih dahulu bergumul dengan nas Alkitab.  Oleh sebab itu seorang pengkhotbah seperti ini harus lebih banyak mempelajari  Firman Allah. Jadi melalui khotbah ini pendengar atau jemaat  tidak hanya sekedar mendengar  mengenai teori ataupun filsafat berkhotbah, tetapi mereka juga bisa belajar Firman Allah. Karena disini nas Alkitab menjadi pusat dari khotbah itu sendiri dan setiap jemaat yang mendengarkannya pun memiliki kesempatan untuk lebih sering bertemu dengan Firman Allah. Jadi melalui khotbah ekspositori ini pengkhotbah dan pendengar memiliki  pertumbuhan secara bersama-sama secara Alkitabiah. Khotbah ini juga lebih menekankan inti utama dari Alkitab itu sendiri dan mendorong  kepada para jemaat untuk memperhatikan setiap teks Alkitab.
2.      Perhatian Pengkhotbah diluaskan. Jika kita berkhotbah ekspositori secara berseri  bagian yang biasanya tidak dikhotbahkan juga harus dikhotbahkan.  Oleh karena itu sebagai seorang pengkhotbah harus memperhatikan dan mempelajari teks ALkitab yang biasanya tidak dipelajari. Artinya ia harus mengkhotbahkan teks yang tidak ditekankan juga. Proses ini dapat memperluaskan khotbah kita, karena teks Alkitab yang baru dipelajari  dan perhatian kita menjadi lebih luas. Biasanya para pengkhotbah memiliki tema yang ditekankan dan disukai, itu dikarenakan mereka tidak memiliki banyak pengetahuan tentang isi yang lainnya. Jadi jika kita ingin mengetahui lebih banyak tentang Alkitab, maka kita harus memiliki minat , karena kita berminat banyak, maka kita akan sungguh-sungguh belajar. Untuk berkhotbah ekspositori  jika kita belajar atau bergumul dengan yang ada diluar minat kita, kita akan memperhatikan tema yang baru dan akan belajar tentang berbagai bagian tema.
Misalnya: Kalau seorang pengkhotbah mau menafsirkan kitab Pengkhotbah secara ekspositori, ia pasti menemukan isi yang biasanya tidak diminati. Oleh karena itu Pengkhotbah masuk ke bagian tema yang baru, dan ini menjadikan pengkhotbah lebih bervariasi. Tetapi jika Pengkhotbah berkhotbah secara topical saja, pengkhotbah selalu menekankan  tema yang disukainya dan berkhotbah searah saja. Lalu kemudian para pendengar merasa bosan tentang tema yang diulang-ulang. Biasanya pengkhotbah merasa tema yang dia bawakan berulang itu merasa penting baginya namun ternyata tidak selalu disukai oleh pendengar.

3.      Subyektifitas Pengkhotbah diatasi. Pengkhotbah ekspositori juga ternyata dapat mencegah pengkhobah  jatuh kedalam pikiran subyektifdiri sendiri yang dikarenakan oleh cara khotbah itu sendiri. Dan akibatnya khotbha kita tidak dapat menjadi obyektif total. Jika kita berkhotbah, kita akn sulit untuk berbebas dari subyektifitas pengkhotbah secara total. Tetapi pengkhotbah dapat mengecilkan subyektivitas yang dimilikinya melalui khotbah ekspositori.
4.      Kesulitan Memilih teks dipecahkan.  Jika berkhotbah dengan cara ekspositori berseri , teks yang dikhotbahkan berikutnya sudah ada di dalam urutannya.  Biasanya kesulitan para pengkhotbah adalah dengan topic apa yang akan dikhotbahkan minggu depan. Tetapi jika kita berkhotbah secara ekspositori, waktu untuk memilih teks dapat dipakai untuk menyiapkan khotbah.

5.      Pengkhotbah diyakinkan. pengkhotbah ekspositori dapat mencegah pemikiran pribadi pengkhotbah. Jadi khotbah itu menjadi kerygma Allah yang benar dan pengkhotbah meyakinkan diri bahwa inilah pesan dari Allah dan bukan hanya pesan si pengkhotbah sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar