Kamis, 23 Juli 2015

REALITAS IMAN


Iman merupakan salah satu kata yang sangat banyak dibicarakan dalam Alkitab maupun dikotbahkan dari atas mimbar
gereja. Sangat banyak dibicarakan dalam Alkitab, ini berarti ‘iman’ itu adalah sesuatu yang sangat penting bagi kita sebagai umat TUHAN. Karena ini satu-satunya aturan main untuk memperoleh apa yang telah dikerjakan dan yang telah diberikan oleh TUHAN kita, YESUS KRISTUS melalui kematian dan kebangkitanNya. Sangat banyak dikotbahkan dari atas mimbar gereja, namun ini belum menjamin, bahwa kata ‘iman’ itu benar-benar telah dipahami dan dimiliki dengan tepat sebagaimana seharusnya. Dua situasi yang kontras ini harus bisa kita ‘jembatani’ agar apa yang dipentingkan oleh TUHAN sungguh-sungguh ada di dalam realita kehidupan kita sebagai umat TUHAN.
Salah satu penyebab ‘kesenjangan’ ini adalah ‘iman’ itu seringkali dipahami hanya sebagai sebuah ‘kepercayaan’ yang
belum menerima ‘hasilnya’. Contoh, ‘Saya percaya, bahwa saya pasti masuk sorga setelah percaya kepada TUHAN YESUS, apabila suatu saat nanti saya meninggal’. ‘Percaya’ atau ‘iman’ tersebut dinilai sebagai jaminan ‘akan’ menerima hasilnya nanti, yaitu ‘masuk sorga setelah meninggal’. Tanpa disadari ‘konsep’ iman atau percaya tersebut dinilai sebagai sesuatu yang ‘belum’ menerima hasilnya. Memang benar, bahwa setelah kita percaya kepada TUHAN YESUS pada suatu saat nanti kita akan masuk sorga seperti yang dikatakan dalam Alkitab. Tapi ini bukanlah satu-satunya cara untuk memahami
‘iman’ itu. Ada kalanya, ketika FIRMAN TUHAN menyinggung tentang iman, itu secara langsung berkaitan dengan ‘hasil’ yang diperoleh melalui iman tersebut. Contoh, ketika TUHAN YESUS mengatakan, bahwa barangsiapa yang percaya kepada-Nya, ia memiliki hidup yang kekal (Yohanes 5:24, 1 Yoh 5:12). Kata ‘memiliki’ itu menggunakan bentuk kalimat ‘sekarang’ bukan ‘akan’ menerima hidup yang kekal, melainkan telah memilikinya. Hal ini tentu membawa implikasi yang
sangat besar bagi hidup kita yang sekarang ini. Sebab ‘hidup kekal’ yaitu hidupnya TUHAN itu sendiri akan menjadi kekuatan kita untuk menghadapi tantangan hidup yang ada di dunia ini. Selain itu juga membawa kita kepada sebuah penghayatan yang mendalam dan nyata dalam hubungan kita dengan TUHAN. Jadi setelah kita percaya kepada
TUHAN YESUS, kita bukan saja akan masuk sorga nanti, tetapi pada saat sekarang ini kita ‘telah’ memiliki hidup kekal itu, hidupNya TUHAN.
Demikian juga ketika TUHAN YESUS mengatakan, ‘Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup di dalam dirinya’ (Yohanes 8:12). Kata ‘tidak akan berjalan’ dan ‘akan mempunyai’ di sini bukan menunjuk kepada waktu yang akan datang seperti umumnya dipahami, melainkan hendak menyatakan suatu keadaan yang pasti terjadi apabila seseorang telah mengambil keputusan untuk mengikuti TUHAN YESUS. Jadi apabila seseorang itu telah mengambil keputusan tersebut, maka setelah itu ia ‘tidak lagi’ berjalan dalam kegelapan, melainkan ia ‘mempunyai’ terang hidup, sekarang bukan akan atau nanti. Kalo kita belum atau tidak memilikinya sekarang, maka kita belum bisa disebut orang yang telah percaya atau yang telah mengikuti TUHAN YESUS.
di sinilah letak ‘kuncinya’ untuk mengalami ‘realitas’ pengiringan kita kepada TUHAN, yaitu ‘realitas iman’. Kita tidak hanya memiliki ‘pengharapan’ di masa yang akan datang, tetapi sekarang ini juga kita telah memilikinya sebagai bagian jaminan kita untuk menerima ‘kesempurnaannya secara penuh’ di waktu yang akan datang. Kita bukan saja akan memilikinya nanti, tetapi sekarang kita juga sedang memilikinya dan hidup di dalamnya melalui iman. Inilah yang membuat kita menjalankan hidup di dunia ini dengan ‘kuasa’ dari dunia yang akan datang, yaitu Kerajaan Sorga. Inilah yang membuat kita tidak bisa dikalahkan oleh dunia, sebaliknya kitalah yang mengalahkannya melalui iman kita (1 Yohanes 5;4).
amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar