Kamis, 24 April 2014

Menjaga Hati

Harus diakui, bahwa sumber dari segala persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia itu berasal dari hatinya sendiri. tentu, bukan hanya persoalan itu saja yang bersumber dari hati itu sendiri, tetapi ‘pancaran’ kehidupan itu juga bermula dari hati kita. Itulah sebabnya Amsal 4:23 berkata : ”jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Mengapa ‘hati’ disini lebih penting dari pada kita menjaga segala harta kehidupan didunia ini? karena hati kita adalah pusat  dari segala kegiatan yang kita lakukan yang menyatakan kehidupan seprti apa yang kita miliki. Ini berarti kita tidak boleh membiarkan apa saja boleh masuk kedalam hati kita; kita harus menjaganya dengan segala kesiagaan dan kewaspadaan. Sehingga segala yang masuk kedalam hati kita dapat dipastikan adalah segala sesuatu yang dapat membawa kehidupan kita yang bernilai kekal dan mulia. Apa yang masuk ke dalam hati kita, itulah yang “menggerakkan” kehidupan kita, yang kita jalani sehari-hari. Karena hal inilah, kita harus mengisi hati kita itu dengan segala hal yang dikehendaki Tuhan; dan segala hal yang diehendaki Tuhan itu ialah FIRMAN-NYA.

            Alkitab mengatakan kepada kita bahwa hati kita merupakan pusa dimana kita mengungkapkan “kepercayaan” kita. Itu sebabnya kita “Percaya” dengan hati (Roma 10:9-10). Ini memberitahukan kepada kita bahwa apa yang mengisi hati kita, itu juga yang menjadi dasar atau  isi dari kepercayaan kita. Itu sebabnya mengapa seringkali kita menemukan ada banyak umat Tuhan yang mengalami kesulitan untuk percaya kepada Tuhan ketika ia sedang mengalami persoalan dalam hidupnya. Mereka mengisi hatinya dengan segala hal yang diinginkannya, kecuali satu hal itu, yaitu Firman Tuhan. ini terlihat ada banyak yang ke pertemuan ibadah atau ke gereja hanya asal memenuhi kegiatan keagamaan mereka, mereka mendengar asal mendengar, mereka ke gereja bukan untuk mengisi hatinya dengan Firman Tuhan. “mengisi hati” kita dengan Firman Tuhan disini tidak hanya membicarakan tentang mendengarkan khotbah-khotbah yang disampaikan kepada kita dengan sepenuh hati, bukan hanya itu. Ini berbicara tentang adakah kita memiliki Firman Tuhan itu dalam hati kita.  Bukan mendengar hanya sekedar untuk tahu, bukan mendengar hanya sekedar untuk mengerti, melainkan mendengar benar-benar untuk memilikinya. Mendengar untuk dijadikan “isi hati” kita.  Firman Tuhan yang kita miliki itu sanggup untuk menjaga hati kita agar tetap berpaut erat kepada Tuhan. Firman Tuhan itu juga sanggup untuk mendatangkan Iman yang hidup dan benar. Bahkan Ia sanggup mengerjakan segala hal  yang diinginkan Tuhan itu sendiri didalam hidup kita.  Kalau kita mendengar atau membaca Firman Tuhan itu saja, belum sampai Firman itu mengendalikan kita. Ketahuilah kita belum memiliki Firman Tuhan tersebut. Kondisi yang demikian ini pasti membuat kita mengalami sulit dan bahkan mustahil untuk bisa percaya kepada Tuhan dengan tidak tergoyahkan. Oleh sebab itu, hati-hati dengan apa yang kamu dengar; jangan sembarangan mendengar! Sebab hanya satu yang harus kita dengarkan dengan sepenuhnya, yaitu Firman Tuhan yang disampaikan kepada kita melalui Alkiab. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar