Harus diakui, bahwa sumber dari segala persoalan hidup yang
dihadapi oleh manusia itu berasal dari hatinya sendiri. tentu, bukan hanya
persoalan itu saja yang bersumber dari hati itu sendiri, tetapi ‘pancaran’
kehidupan itu juga bermula dari hati kita. Itulah sebabnya Amsal 4:23 berkata :
”jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan”. Mengapa ‘hati’ disini lebih penting dari pada kita menjaga
segala harta kehidupan didunia ini? karena hati kita adalah pusat dari segala kegiatan yang kita lakukan yang
menyatakan kehidupan seprti apa yang kita miliki. Ini berarti kita tidak boleh
membiarkan apa saja boleh masuk kedalam hati kita; kita harus menjaganya dengan
segala kesiagaan dan kewaspadaan. Sehingga segala yang masuk kedalam hati kita
dapat dipastikan adalah segala sesuatu yang dapat membawa kehidupan kita yang
bernilai kekal dan mulia. Apa yang masuk ke dalam hati kita, itulah yang “menggerakkan”
kehidupan kita, yang kita jalani sehari-hari. Karena hal inilah, kita harus
mengisi hati kita itu dengan segala hal yang dikehendaki Tuhan; dan segala hal
yang diehendaki Tuhan itu ialah FIRMAN-NYA.
Alkitab mengatakan
kepada kita bahwa hati kita merupakan pusa dimana kita mengungkapkan “kepercayaan”
kita. Itu sebabnya kita “Percaya” dengan hati (Roma 10:9-10). Ini memberitahukan
kepada kita bahwa apa yang mengisi hati kita, itu juga yang menjadi dasar
atau isi dari kepercayaan kita. Itu sebabnya
mengapa seringkali kita menemukan ada banyak umat Tuhan yang mengalami
kesulitan untuk percaya kepada Tuhan ketika ia sedang mengalami persoalan dalam
hidupnya. Mereka mengisi hatinya dengan segala hal yang diinginkannya, kecuali
satu hal itu, yaitu Firman Tuhan. ini terlihat ada banyak yang ke pertemuan
ibadah atau ke gereja hanya asal memenuhi kegiatan keagamaan mereka, mereka
mendengar asal mendengar, mereka ke gereja bukan untuk mengisi hatinya dengan
Firman Tuhan. “mengisi hati” kita dengan Firman Tuhan disini tidak hanya
membicarakan tentang mendengarkan khotbah-khotbah yang disampaikan kepada kita
dengan sepenuh hati, bukan hanya itu. Ini berbicara tentang adakah kita
memiliki Firman Tuhan itu dalam hati kita.
Bukan mendengar hanya sekedar untuk tahu, bukan mendengar hanya sekedar
untuk mengerti, melainkan mendengar benar-benar untuk memilikinya. Mendengar untuk
dijadikan “isi hati” kita. Firman Tuhan
yang kita miliki itu sanggup untuk menjaga hati kita agar tetap berpaut erat
kepada Tuhan. Firman Tuhan itu juga sanggup untuk mendatangkan Iman yang hidup
dan benar. Bahkan Ia sanggup mengerjakan segala hal yang diinginkan Tuhan itu sendiri didalam
hidup kita. Kalau kita mendengar atau membaca
Firman Tuhan itu saja, belum sampai Firman itu mengendalikan kita. Ketahuilah kita
belum memiliki Firman Tuhan tersebut. Kondisi yang demikian ini pasti membuat
kita mengalami sulit dan bahkan mustahil untuk bisa percaya kepada Tuhan dengan
tidak tergoyahkan. Oleh sebab itu, hati-hati dengan apa yang kamu dengar;
jangan sembarangan mendengar! Sebab hanya satu yang harus kita dengarkan dengan
sepenuhnya, yaitu Firman Tuhan yang disampaikan kepada kita melalui Alkiab.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar