Jumat, 04 April 2014

Putus Tanpa Merasa Hancur

Putus Tanpa Merasa Hancur
Bagian 1

 Sebagian besar orang akan merasa sangat tersakiti bila ia diputusin oleh kekasih yang sangat ia cintai, bahkan bisa memunculkan sikap yang sangat brutal yang ia lakukan. Begitu pula dengan seseorang yang ingin memutuskan pacarnya, akan sangat kesulitan bagaimana ia harus mengatasi dan menjelaskan kepada pasangannya kalau ia sudah tidak mencintainya lagi. Ia akan dituduh oleh kesalahan dalam dirinya sehingga ia akan kesulitan untuk mengambil keputusan dengan baik dan benar. Bahkan ia bisa saja menghilang dengan sendirinya tanpa membicarakan secara baik-baik dengan pasangannya. Ini sering terjadi dalam kehidupan pasangan-pasangan muda yang menjalin hubungan asmara bersama kekasihnya. Tapi kenyataan yang kita alami bahwa terkadang kita mencintai orang yang tidak mencintai kita, dan sebaliknya terkadang kita menerima orang yang mencintai kita untuk berada disamping kita padahal kita tidak mencintainya. (tapi ini emang udah kebiasaan dan kenyataan yang terjadi) sehingga ini bukan lagi hal yang baru yang membuat kita harus kecewa/sakit hati. Dijaman yang berkembang seperti ini, kita harus belajar banyak hal ketika memilih untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Bijak, selektif, itu perlu kita perhatikan supaya kita tidak salah dalam memilih seorang yang dapat kita jadikan orang yang disebut “penolong yang sepadan” itu bagi kita.
            Berikut ini beberapa Tips yang ingin saya bagikan bagi kita semua, tentunya tips ini bukan saja berdasarkan pemahaman saya sendiri, tetapi juga dari beberpa referensi-referensi yang saya baca:
1. Pemikiran2 Khusus jika anda adalah seorang yang minta Putus!
a. Jangan langsung Putus ketika anda ingin melakukannya : emosi datang dan pergi . Ingat !! Cinta Bukanlah sebuah Emosi, tapi sebuah PILIHAN.
b. Jika, setelah memberi waktu dan berdoa, anda masih percaya anda ingin Putus, miliki keberanian untuk jujur  tentang itu dan hindari godaan untuk terus menundanya: Tak satupun dari kita yang menikmati peran ini. tapi sungguh tidak adil untuk berpikir bahwa anda hanya akan memutuskan hubungan itu “diam-diam” dengan tidak berbicara kepadanya. Miliki keberanian untuk berbicara dengan jujur dan katakan kepada dia bahwa anda benar2 minta maaf, bahwa hubungan itu tidak berjalan dengan baik. Ingatlah bahwa semakin lama menundanya, semakin besar rasa sakit yang anda akibatkan.
c. jika anda adalah seorang Kristen, Hindari godaan untuk menyalahkan Tuhan atas putusnya anda. (Contoh: Aku tidak ingin melakukan ini, tetapi Tuhan memberitahuku dalam doa kemarin malam bahwa aku harus putus denganmu). Yang benar saja ! saya tidak berkata bahwa berdoa tentang putus itu salah. Tapi jangan membuat Allah menjadi “orang jahat”-nya. Hadapi kenyataan yang berat dan buruk itu bahwa anda telah berubah dan anda tidak ingin lagi mencari orang itu. Jadi, jangan membawa-bawa nama Tuhan. okey!!.
d. Pustuslah secara baik-baik, tetapi jelas dan bersih. Mungkin dengan memberitahu orang tersebut bahwa anda benar-benar suka dan menghargai dia, ekspresikan apa yang anda hargai tentang hubungan itu secara umum. Katakan betapa canggung dan beratnya bagi anda  untuk mengatakan apa yang akan anda katakan. Tapi katakan itu secara langsung “aku mau putus”. Jelaskan keputusan anda dalam hal perasaan dan nilai-nilai anda, tapi jangan gunaakan ini sebagai sebuah kesempatan untuk menujukkan segala sesuatu yang anda pikir salah tentang orang tersebut.
e. jangan membuat janji-janji yang akan benar-benar sulit ditepati: Misalnya : “aku ingin kita tetap menjadi teman akrab”. Itu tidak adil. Jika anda terus berbicara kepada orang itu, mereka akan menerima ini sebagai sinyal pengharapan bagi mereka. Kita harus memiliki keberanian untuk mengakhiri hubungan itu secara total dan penuh tanggung jawab. Dan ketika anda merasa kesepian selama beberpa minggu kemudian, jangn mencoba untuk kembali menghubunginya kembali dan merusak proses itu dengan menelpon kembali untuk bertemu lagi. Sebab ketika melakukan hal itu kita akan menjadi “orang yang sangat egois”. Anda memiliki hal yang kuat untuk putus tetapi tidak memiliki hak untuk “menggantung” orang itu di sebuah neraka emosi sementara anda dengan egois memenuhi dorongan emosi anda sendiri.

Semoga dengan Tulisan ini kita dapat diberkati: Ingat dalam segalah hal yang kita kerjakan, sertakan Tuhan yang terutama dan minta kebijakan dari Tuhan untuk membuat engkau mampu membuat keputusan dengan baik dan benar tanpa merugikan orang lain.
Salam damai, Tuhan Yesus Memberkati !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar