Putus Tanpa Merasa Hancur
Bagian 1
Sebagian besar orang akan merasa sangat
tersakiti bila ia diputusin oleh kekasih yang sangat ia cintai, bahkan bisa
memunculkan sikap yang sangat brutal yang ia lakukan. Begitu pula dengan
seseorang yang ingin memutuskan pacarnya, akan sangat kesulitan bagaimana ia
harus mengatasi dan menjelaskan kepada pasangannya kalau ia sudah tidak
mencintainya lagi. Ia akan dituduh oleh kesalahan dalam dirinya sehingga ia
akan kesulitan untuk mengambil keputusan dengan baik dan benar. Bahkan ia bisa
saja menghilang dengan sendirinya tanpa membicarakan secara baik-baik dengan pasangannya.
Ini sering terjadi dalam kehidupan pasangan-pasangan muda yang menjalin
hubungan asmara bersama kekasihnya. Tapi kenyataan yang kita alami bahwa
terkadang kita mencintai orang yang tidak mencintai kita, dan sebaliknya
terkadang kita menerima orang yang mencintai kita untuk berada disamping kita
padahal kita tidak mencintainya. (tapi ini emang udah kebiasaan dan kenyataan
yang terjadi) sehingga ini bukan lagi hal yang baru yang membuat kita harus
kecewa/sakit hati. Dijaman yang berkembang seperti ini, kita harus belajar
banyak hal ketika memilih untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Bijak, selektif,
itu perlu kita perhatikan supaya kita tidak salah dalam memilih seorang yang
dapat kita jadikan orang yang disebut “penolong yang sepadan” itu bagi
kita.
Berikut ini beberapa Tips yang ingin
saya bagikan bagi kita semua, tentunya tips ini bukan saja berdasarkan
pemahaman saya sendiri, tetapi juga dari beberpa referensi-referensi yang saya
baca:
1. Pemikiran2
Khusus jika anda adalah seorang yang minta Putus!
a. Jangan langsung
Putus ketika anda ingin melakukannya :
emosi datang dan pergi . Ingat !! Cinta Bukanlah sebuah Emosi, tapi sebuah
PILIHAN.
b. Jika,
setelah memberi waktu dan berdoa, anda masih percaya anda ingin Putus, miliki
keberanian untuk jujur tentang itu dan
hindari godaan untuk terus menundanya: Tak satupun dari kita yang menikmati
peran ini. tapi sungguh tidak adil untuk berpikir bahwa anda hanya akan
memutuskan hubungan itu “diam-diam” dengan tidak berbicara kepadanya. Miliki
keberanian untuk berbicara dengan jujur dan katakan kepada dia bahwa anda
benar2 minta maaf, bahwa hubungan itu tidak berjalan dengan baik. Ingatlah
bahwa semakin lama menundanya, semakin besar rasa sakit yang anda akibatkan.
c. jika anda adalah seorang Kristen, Hindari godaan untuk menyalahkan
Tuhan atas putusnya anda. (Contoh: Aku
tidak ingin melakukan ini, tetapi Tuhan memberitahuku dalam doa kemarin malam
bahwa aku harus putus denganmu). Yang benar saja ! saya tidak berkata bahwa
berdoa tentang putus itu salah. Tapi jangan membuat Allah menjadi “orang jahat”-nya.
Hadapi kenyataan yang berat dan buruk itu bahwa anda telah berubah dan anda
tidak ingin lagi mencari orang itu. Jadi, jangan membawa-bawa nama Tuhan.
okey!!.
d. Pustuslah
secara baik-baik, tetapi jelas dan bersih. Mungkin dengan memberitahu orang
tersebut bahwa anda benar-benar suka dan menghargai dia, ekspresikan apa yang
anda hargai tentang hubungan itu secara umum. Katakan betapa canggung dan
beratnya bagi anda untuk mengatakan apa
yang akan anda katakan. Tapi katakan itu secara langsung “aku mau putus”. Jelaskan
keputusan anda dalam hal perasaan dan nilai-nilai anda, tapi jangan gunaakan
ini sebagai sebuah kesempatan untuk menujukkan segala sesuatu yang anda pikir
salah tentang orang tersebut.
e. jangan
membuat janji-janji yang akan benar-benar sulit ditepati: Misalnya : “aku
ingin kita tetap menjadi teman akrab”. Itu tidak adil. Jika anda terus
berbicara kepada orang itu, mereka akan menerima ini sebagai sinyal pengharapan
bagi mereka. Kita harus memiliki keberanian untuk mengakhiri hubungan itu
secara total dan penuh tanggung jawab. Dan ketika anda merasa kesepian selama
beberpa minggu kemudian, jangn mencoba untuk kembali menghubunginya kembali dan
merusak proses itu dengan menelpon kembali untuk bertemu lagi. Sebab ketika
melakukan hal itu kita akan menjadi “orang yang sangat egois”. Anda
memiliki hal yang kuat untuk putus tetapi tidak memiliki hak untuk “menggantung”
orang itu di sebuah neraka emosi sementara anda dengan egois memenuhi dorongan
emosi anda sendiri.
Semoga dengan Tulisan ini kita dapat diberkati: Ingat dalam segalah
hal yang kita kerjakan, sertakan Tuhan yang terutama dan minta kebijakan dari
Tuhan untuk membuat engkau mampu membuat keputusan dengan baik dan benar tanpa
merugikan orang lain.
Salam
damai, Tuhan Yesus Memberkati !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar