Kata
Ibrani יְשׁוּעָה (Yesyuah) dan kata Yunani σωτηρία (Soteria),
berarti tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau
penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran. Pergeseran arti
'keselamatan' dalam Alkitab bergerak dari ihwal fisik ke kelepasan moral dan
spiritual. Demikianlah bagian-bagian paling depan Perjanjian Lama (PL)
berkembang dari menekankan cara-cara hamba Allah yang secara perseorangan
terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, ke pembebasan umat-Nya dari belenggu
dan bermukimnya di tanah yang makmur; bagian-bagian paling akhir PL memberikan
tekanan yg lebih besar pada keadaan-keadaan dan kualitas-kualitas keterberkatan
secara moral dan religius, dan memperluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan.
Perjanjian Baru (PB) dengan jelas menunjukkan keterbudakan manusia kepada dosa,
bahaya dan kekuatan dosa, dan kelepasan dari dosa yg hanya dapat diperoleh
dalam Kristus. Alkitab memberikan pernyataan-pernyataan yg makin lama makin
jelas tentang bagaimana Allah menyediakan dasar keselamatan, menawarkannya, dan
bagaimana Dia sendiri pada diriNya adalah satu-satunya keselamatan manusia.
I. Dalam Perjanjian
Lama (PL)
Keselamatan
menurut PL mempunyai unsur-unsur baik yang tertuju kepada manusia maupun yang
tertuju kepada Allah. Manusia terancam bahaya penyakit, musibah fisik,
penganiayaan oleh lawan dan kematian. Dalam persekutuan umat pilihan Allah,
keterbelengguan (ketertawanan) merupakan pengalaman nyata, yang daripadanya
kelepasan mutlak diperlukan, dan gagasan-gagasan tentang keselamatan terutama
yang bersifat kesukaan dan duniawi. Bahaya yang lebih gawat adalah di mana
perseorangan dan masyarakat berdiri di hadirat Allah, yang kehendak-Nya sudah
mereka langgar dan yang murka-Nya telah menimpa mereka.
Alat-alat
keselamatan, langsung atau tidak langsung, disediakan melalui para Bapak
leluhur, hakim, pemberi hukum, imam, raja dan nabi. Hukum, baik bersifat ritual
maupun moral, akibat dosa manusia, tidak mampu memberikan keselamatan yang
penuh, tapi menunjukkan ciri dan tuntutan Allah dan kondisi kesejahteraan
manusia. Juga dalam batas-batas tertentu 'mengerem' kesalahan manusia; tapi
penyalahgunaannya sebagai aturan moral melahirkan legalisme dua muka.
Pertama,
keterikatan secara lahiriah kepada peraturan-peraturan telah kehilangan
kenyataan spiritual yang terdalam. Kedua, pencapaian manusia dibeberkan di
hadapan Allah dalam tuntutan yang bersifat membenarkan diri sendiri, untuk
memperoleh keselamatan.
Kekakuan
upacara terancam oleh bahaya yang sama, tapi sementara kemuncak penyelenggaraan
upacara - Hari Pendamaian - hanya menggenapi pengampunan atas dosa-dosa yang
tidak disengaja, maka rinciannya menunjuk ke depan kepada datangnya keselamatan
sejati. Penekanan nabi-nabi akan betapa perlunya perubahan batiniah,
menggaris-bawahi bobot kesalahan perbuatan manusia. Jugamembimbing kepada
ramalan tentang keselamatan mesianis yang apokaliptik, bila Allah, sesuai
janji-Nya, akan datang sendiri dalam keselamatan sebagai Allah yg adil dan
Juruselamat (Yesaya 44:17; Daniel 7:13 dab). Ajaran PL tentang keselamatan
mencapai puncaknya dalam gambar Hamba yg menderita
I. Dalam Perjanjian
BARU (PB)
a. Injil Sinoptik
Kata
keselamatan diucapkan hanya satu kali oleh Yesus (Lukas 19:9). Ayat itu dapat
mengacu kepada diriNya sendiri sebagai kandungan keselamatan yang memberikan
pengampunan kepada Zakheus, atau kepada sesuatu yg nyata oleh perubahan
tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai itu. Tapi Tuhan Yesus menggunakan
kata kerja 'selamat' dan istilah-istilah yg serupa, untuk menyatakan
pertama-tama apa yang akan dilakukan-Nya dalam kedatangan-Nya (Markus 3:4
secara implikatif, dan secara langsung Lukas 4: 18; 9:56; Matius 18:11; 20:28),
dan kedua, apa yang dituntut dari manusia (Markus 8:35; Lukas 7:50; 8:12;
13:24; Matius 10:22). Lukas 18:26 dan konteks nya, menunjukkan bahwa
keselamatan menghimbau hati yg menyesal, sifat seperti kanak-kanak,
ketidakberdayaan diri yang pasrah menerima, dan penyangkalan segala sesuatu
demi Kristus - kondisi-kondisi yang mustahil dapat dipenuhi manusia tanpa
bantuan.
Kesaksian
orang-orang lain terhadap karya penyelamatan Tuhan Yesus. baik langsung (Matius
8:17) maupun tidak langsung (Markus 15:31). Ada Juga kesaksian dari nama-Nya
sendiri (Matius 1:21, 23). Semua penggunaan kata 'selamat' yang berbeda-beda
ini. menvatakan bahwa keselamatan sudah hadir dalam pribadi dan pelayanan
Kristus, terutama dalam kematian-Nya.
b. Injil Keempat
Kebenaran
ganda itu digarisbawahi dalam Injil keempat di mana setiap pasal menyatakan
segi-segi yang berbeda dari keselamatan. Demikianlah dalam Yohanes 1:12 dab
orang dilahirkan sebagai anak-anak Allah karcna mempercayai Kristus; dalam
Yohanes 2:5 keadaan diobati dcngan mengerjakan 'apa yg dikatakan kepadamu';
dalam Yohanes 3:5 kelahiran kembali oleh Roh mutlak penting guna memasuki
Kerajaan. tapi Yohanes 3:14, 17 menjelaskan bahwa hidup baru itu tidak mungkin
lepas dari kepercayaan akan kematian Kristus. karena tanpa kematian Kristus
maka manusia berada di bawah penghukuman (Yohanes 3:18); dalam Yohanes 4:22 keselamatan
itu datang melalui bangsa Yahudi - melalui wahyu yg disalurkan dalam sejarah
lewat umat Allah - dan merupakan anugerah yang mendampakkan perubahan batiniah
dan memperlengkapi manusia bagi ibadah.
Dalam
Yohanes 5:14 seseorang yg sudah dipulihkan harus tidak berbuat dosa lagi, agar
sesuatu yang lebih buruk tidak terjadi dalam Yohanes 5:39 Alkitab bersaksi
tentang kehidupan (keselamatan) di dalam Anak, kepada Siapa hidup dan
pengadilan diserahkan; dalam Yohanes 5:24 orang percaya sudah melewati maut menuju
ke kehidupan; dalam Yohanes 6:35 Yesus menyatakan diri-Nya sendiri adalah roti
kehidupan, kepada-Nya saja orang harus datang (Yohanes 6:68) untuk perkataan
yang menghidupkan kepada kehidupan yg kekal, dalam Yohanes 7:39 air
melambangkan kehidupan Roh yang menyelamatkan, yang akan datang sesudah Yesus
dipermuliakan.
Dalam
Yohanes 8:12 penginjil menunjukkan kesejahteraan karena bimbingan terang, dan
dalam ayat 32, 36 kebebasan oleh kebenaran di dalam Anak; dalam Yohanes
9:25,37,39 keselamatan merupakan penglihatan spiritual; dalam Yohanes 10:10
jalan masuk bagi manusia ke kehidupan yg selamat dan berkelimpahan dan yang
dari Bapak adalah melalui Kristus; dalam Yohanes 11:25 dab hidup kebangkitan
menjadi milik orang-orang percaya; dalam Yohanes 11:50 (bandingkan Yohanes
18:14) tujuan penyelamatan dari kematian Kristus digambarkan; dalam Yohanes
12:32 Kristus yang ditinggikan dalam kematian menghimbau orang kepada-Nya;
dalam Yohanes 13:10 pembasuhan pertama yang dilakukan-Nya mengartikan
keselamatan ('bersih seluruhnya'); dalam Yohanes 14:6 Kristus adalah jalan yang
benar dan hidup menuju hadirat Bapak; dalam Yohanes 15:5 tinggal di dalam Dia.
Pokok Anggur merupakan rahasia dari sumber-sumber kehidupan; dalam Yohanes
16:7-15 demi nama-Nya Roh akan mengatasi kendala-kendala keselamatan dan -
mempersiapkan realisasinya; dalam Yohanes 17:2,3,12 Kristus menjagai mereka
yang mempunyai pengetahuan tentang Allah yang benar dan tentang diriNya; dalam
Yohanes 19:30 keselamatan digenapi; dalam Yohanes 20:21-23 kata-kata damai dan
pengampunan menyertai pemherian Roh; dalam Yohanes 21:15-18 kasih-Nya yang
menyembuhkan memancarkan kasih dalam pengikut-Nya dan memulihkan sang pengikut
untuk pelayanan.
c. Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para rasul
melacak pemberitaan (bandingkan Kisah 16:17) keselamatan dalam dampaknya.
pertama atas orang banyak yg dihimbau dengan kata-kata 'berilah dirimu
diselamatkan dari angkatan yang jahat ini' (Kisah 2:40) melalui pertobatan
(yang adalah merupakan anugerah dan bg dari keselamatan, Kisah 11:18),
pengampunan dosa, dan penerimaan Roh Kudus; kemudian atas orang sakit. yang
tidak tahu kebutuhannya yang sesungguhnya, yang disembuhkan dengan Nama Yesus,
satu-satunya Nama dengan mana kita harus diselamatkan; dan ketiga, atas isi
rumah penanya, 'Apakah yang harus saya lakukan supaya selamat'!' (Kisah 16:30
dab).
d. Surat-surat Paulus
Paulus
menyatakan bahwa Kitab Suci dapat memberi manusia 'hikmat dan menuntun ke
keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus' (2 Timotius 3:15 dab). dan
menyediakan sarana-sarana yang penting untuk menikmati keselamatan yang penuh.
Dengan memperluas dan menerapkan konsep PL tentang keadilan Tuhan yang menjadi
bayang-bayang bagi keadilan yang menyelamatkan dalam PB, Paulus menunjukkan
betapa tidak ada keselamatan oleh hukum. Sebab hukum hanya dapat menunjukkan
kehadiran dan memancing aktivitas dosa. dan membungkamkan manusia dalam
kesalahannya di hadapan Allah (Roma 3:19; Galatia 2:16).
Keselamatan
disediakan sebagai anugerah dari Allah yang adil, yang berbuat dalam rahmat kepada
pedosa yg tidak layak. Pedosa yang oleh anugerah iman, percaya kepada keadilan
Kristus yang sudah menebus dia dengan kematian-Nya dan membenarkan dia oleh
kebangkitan-Nya. Allah, demi Kristus, membenarkan pedosa yg tak layak itu
(yaitu memperhitungkan baginya keadilan Kristus yang sempurna), mengampuni
dosa-dosanya, mendamaikan dia dengan diri-Nya sendiri di dalam dan melalui
Kristus yang sudah 'membuat perdamaian melalui darah salib-Nya' (2 Korintus
5:18; Roma 5:11; Kolose 1:20), mengangkatnya menjadi keluarga-Nya (Galatia 4:5
dab; Efesus 1:13; 2 Korintus 1:22). memberinya meterai, kesungguhan, dan buah
sulung dari RohNya di dalam hatinya, dan dcngan demikian menjadikannya makhluk
baru. Oleh Roh yang sama sarana keselamatan berikutnya memampukan dia berjalan
dalam kehidupan yang baru, sambil makin mematikan perbuatan-perbuatan daging
(Roma 8:13) sampai akhirnya ia dijadikan sama dengan Kristus (Roma 8:29) dan
keselamatannya digenapi dalam kemuliaan (Filipi 3:21).
e. Surat Ibrani
Keselamatan
'akbar' Ibrani melampaui bayangan-keselamatan PL. Keselamatan PB dilukiskan
dengan bahasa korban; korban-korban yang sering diulang dalam upacara PL,
mengenai terutama dosa-dosa yang tidak disengaja dan hanya menyediakan
keselamatan yang dangkal, digantikan dengan korban satu-satunya yg
dipersembahkan oleh Kristus, Dia sendiri yg adalah Imam dan sekaligus korban
(Ibrani 9:26; 10:12). Pencurahan hidup-Nya dan darah-Nya dalam kematian-Nya
mengerjakan penebusan. sehingga sejak itu manusia dengan hati nurani yang bersih
dapat masuk ke hadirat Allah berdasarkan perjanjian baru, yg disahkan oleh
Allah melalui pengantaraan-Nya (Ibrani 9:15; 12:24). Surat Ibrani yang
menggarisbawahi penekanan macam itu kepada hal Kristus menyelesaikan soal dosa
dengan penderitaan-Nya dan kematian-Nya guna menyediakan keselamatan kekal,
memandang juga kepada kedatangan-Nya yg kedua kali, yang pada waktu itu tidak
untuk menanggung dosa, melainkan untuk menggenapi keselamatan umat-Nya dan
pasti menganugerahkan kemuliaan yang menyertai mereka (Ibrani 9:28)
f. Surat Yakobus
Yak
mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hanya' oleh iman' saja, tapi juga oleh
'perbuatan' (Yakobus 2:24). Tujuannya ialah untuk membuyarkan harapan siapa
saja yang menggantungkan keselamatannya hanya pada pengetahuan intelektual
tentang keberadaan Allah, tanpa adanya perubahan hati yang mendampakkan
perbuatan-perbuatan yang adil. Yakobus bukannya membuang iman yang benar, tapi
menekankan bahwa kehadiran orang beriman nampak melalui perbuatan yang pada
gilirannya menunjukkan daya penyelamatan dari agama yang benar, yg sedang
bekerja melalui firman Allah dalam hati. Ia tak kalah dalam minatnya untuk
membawa kembali orang-orang berdosa dari kesalahan jalannya dan menyelamatkan
nyawanya dari kematian (Yakobus 5:20).
g. 1 dan 2 Petrus
1
Petrus menekankan hal yang sama dengan Ibrani mengenai mahalnya keselamatan (1
Petrus 1:19) yang dicari-cari dan dinubuatkan para nabi. Tapi kini sudah
menjadi realitas bagi mereka, yang bagaikan domba yang sesat telah kembali
kepada Gembala jiwanya (1 Petrus 2:24 dab). Segi keakanannya dapat dikenal oleh
mereka 'yang dipelihara ... kepada keselamatan yang telah tersedia untuk
dinyatakan' (1 Petrus 1:5).
Dalam
2 Petrus keselamatan mencakup luput dari kerusakan yg ada dan terjadi di dunia
ini melalui nafsu, dengan cara turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2
Petrus 1:4). Dalam dunia yang penuh dosa ini, orang percaya merindukan langit
baru dan bumi baru di mana bersemi keadilan, namun mengakui bahwa penundaan
kedatangan akhir zaman (parausia) terkait pada kesabaran Tuhan dan penundaan
itu sendiri merupakan salah satu segi keselamatan (2 Petrus 3:13,15).
h. 1, 2, dan 3 Yohanes
Bagi
1 Yohanes bahasa korban Ibrani merupakan kesepakatan nalar. Kristus adalah
keselamatan kita dengan menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita, sebagai akibat
dari kasih Allah. Adalah Allah sendiri oleh kasih-Nya di dalam darah kehidupan
Kristus yang dicurahkan, yg menghapus dosa-dosa kita dan menyucikan kita.
Seperti dalam Injil Keempat (Yohanes), keselamatan berarti dilahirkan dari
Allah, mengenal Allah, memperoleh hidup kekal di dalam Kristus, hidup dalam
terang dan kebenaran Allah, tinggal di dalam Allah dan mengetahui bahwa Ia
tinggal di dalam kita melalui kasih oleh Roh-Nya (1 Yohanes 3 :9: 4:6,13;
5:11). 3 Yohanes mempunyai doa yang penting bagi kesejahteraan umum dan
kesehatan jasmani (kesejahteraan alamiah) untuk menyertai kesejahteraanjiwa
(ayat 2).
i. Surat Yudas
Yudas
3, dalam mengacu kepada 'keselamatan kita bersama', memikirkan sesuatu yg
berkaitan dengan 'iman bersama' dalam Titus 1:4, dan menghubungkannya dengan
'iman' (bandingkan Efesus 4:5) untuk mana orang percaya harus berjuang.
Keselamatan ini meliputi kebenaran-kebenaran yg menyelamatkan, hak-hak
istimewa, tuntutan-tuntutan, dan pengalaman-pengalaman pembaca-pembacanya yang
bermacam-macam. Dalam ayat 22 dab ia dengan keras ingin menerapkan keselamatan
ini kepada berbagai kelompok orang yang dalam kebimbangan, bahaya dan
kemerosotan.
j. Wahyu
Wahyu
mengulangi tema (dari 1Yohanes) keselamatan sebagai pembebasan atau penyucian
dari dosa melalui darah Kristus, dan pengangkatan orang percaya menjadi imamat
yang berkerajaan (Wahyu 1:5 dab), Dalam cara mengenang pernazmur, penulis
dengan puji-pujian menggambarkan keselamatan bergantung dalam keseluruhannya
kepada Tuhan (Wahyu 7:10). Pasal-pasal penutup Wahyu melukiskan keselamatan
sebagai daun-daun pohon kehidupan yang diperuntukkan bagi kesembuhan
bangsa-bangsa. Hak mendekati pohon itu, sama seperti mendekati kota
keselamatan, diberikan hanya kepada mereka yang namanya tertulis dalam kitab
kehidupan.
III. Jalan Keselamatan
Titik
tolak pemikiran Alkitab ialah bahwa sejak kejatuhannya, manusia - baik sebagai
perseorangan maupun sebagai masyarakat - memerlukan pertolongan, yaitu
keselamatan. Ia berada dalam lingkaran setan pada posisi dan kondisi yg
berbahaya, bersalah dan tak berdaya. Kesalahannya telah tidak melayakkan dia
menerima bantuan yang dapat melepaskannya dari keadaan dan kedudukannya itu.
Tidak ada kebijakan dan kekuatan manusiawi yang mampu memecahkan masalah itu
untuk dapat keluar dari dalam lingkaran itu. Allah sendiri harus mengambil
prakarsajika manusia harus diselamatkan .
Ada
berbagai gambaran tentang kegawatan manusia kegagalan, kekurangan, kekosongan,
keterasingan, keterbelengguan, pemberontakan, penyakit, kerusakan, pencemaran,
kematian. Demikian juga banyaknya usaha yang sia-sia untuk memperbaiki keadaan
itu - pencerahan intelektual terhadap ketidaktahuan, pembaharuan moral,
peningkatan estetika, penanganan medis atau psikologis, perbaikan masyarakat dengan
menggunakan kehebatan teknologi canggih, strategi ekonomi dan politik, dan di
atas segalanya juga teknik-teknik keagamaan yang diciptakan manusia. Sejak dini
dalam kisahnya, manusia sudah harus melihat, sebagaimana ia masih harus
melihat, bahwa ia tidak dapat mengupayakan keselamatannya sendiri. Sebab
dosanya berakar, dan ia pada dirinya terpusat pada dirinya sendiri saja.
Usaha-usaha manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri merupakan penentangan
terburuk kepada Allah dan terkena hukuman-Nya.
Alkitab
menggambarkan Allah dalam kasih yg kudus berprakarsa memikirkan dan
melaksanakan 'karya penyelamatan'. Acuan-acuan Alkitab kepada apa yg sudah
terjadi terdahulu atau pada 'saat kejadian dunia'. telah melahirkan pertanyaan
seperti kapan, dan dalam urutan yg bagaimana Allah merancang penyelamatan itu
(Matius 13:35; 25:34; Yohanes 17:24; Efesus 1:4; Ibrani 4:3; 1 Petrus 1 :20;
Wahyu 13 :8; 17:8). Namun teolog spekulatiflah yang bertugas membahas masalah,
dalam urutan kronologis yang bagaimanakah empat istilah: penciptaan, kejatuhan,
pemilihan, penyelamatan itu dinyatakan .
Alat-alat
keselamatan menjadi lebih jelas Adalah Jelas bahwa Bapak, Anak dan Roh terlibat
(pengalimatannya yg tradisional ialah bahwa Bapak mendekritkan, Anak mengadakan
dan Roh menerapkan keselarnatanl. 'Poros' keselamatan itu adalah salib Kristus
(Roma 1:16; 1 Korintus 1:18). Dengan tidak melupakan hidup dan kebangkitan
Kristus, teolog-teolog biblika sepakat bahwa dalam kematian Kristus-lah Allah
melaksanakan tindakan penyelamatan yg sentral bagi manusia. Adalah Tuhan Allah
sendiri dalam kasih-Nya yang kudus, yang menyediakan keselamatan. Gambaran
keselamatan itu bermacam-macam. Tapi polanya menyatakan keagungan. rahasia.
Kekuasaan, dan belas kasihan Allah yang sedang berkarya, dosa yang merupakan
penghinaan terhadap kekudusan Allah ditiadakan dalam Kristus.
Hubungan
damai dengan Allah disahkan oleh Dia yang telah membuat pendamaian melalui
salib-Nya dan penebusan bagi manusia yang terasing dari Khalik-nya. Pembebasan
diumumkan di pengadilan. karcna Allah dalam Anak-Nya memikul hukuman yang
seyogianya dibebankan atas manusia. dengan menyamakan diriNya sendiri dengan
dosa manusia: kehormatan Allah dipuaskan oleh kesempurnaan Kristus yang.
diserahkan dalam ketaatan; Kristus mempersatukan kemanusiaan dalam diriNya
sendiri, dan menyerahkan itu sebagai korban-Nya kepada Bapak. Kristus adalah
Pemenang mutlak dalam kematian-Nya.
Tekanan
di sini terletak pada keselamatan yang telah disediakan Allah bagi manusia
dalam Kristus, dan sekalipun tidak ada pemisahan antara mereka, penting
ditunjukkan bagaimana Allah mengerjakan keselamatan dalam manusia Yesus.
Adalah
Roh Kudus yang mewuujudkan keselamatan itu menjadi riil (konkret) bagi manusia.
Pengalaman manusia tentang keselamatan melalui tiga kurun waktu. dan dapat
dilukiskan dalam pengertian masa lalu. masa kini, dan masa datang: posesif,
progresif dan prospektif. Sang insan sudah diselamatkan. sedana diselamatkan
dan akan diselamatkan (Efesus 2:8; 1 Korintus 1:18; Matius 10:22; Roma 5:9,10;
8:24).
a. Posesif
Manusia
dengan iman yang dikerjakan oleh Roh di dalam dia, dianugerahi status baru
dalam Kristus: ia telah dibenarkan dan dibebaskan demi Kristus. Apabila ia
dalam statusnya yg belum dibenarkan sama sekali tidak layak memperoleh
keselamatan. maka sesudah dibenarkan (bukan oleh kebenarannya sendiri) ia tidak
dapat menjadi tidak layak akan keselamatan atau membuat dirinya tidak
dibenarkan, dalam arti menggagalkan apa yg sudah dikerjakan Tuhan untuknya. Ia
sudah ditebus, didamaikan, diampuni, disucikan (Yohanes 13:10). telah melewati
maut menuju ke kehidupan, dan dikaruniai jaminan oleh Roh yang bersaksi bersama
rohnya sendiri bahwa ia adalah anak Allah (Roma 8:16), turut rnenjadi pewaris
bersama Kristus, memiliki hidup yang kekal dalam kualitasnya dan kekekalan
waktuwi, dan yang mematahkan belenggu ketakutan akan maut (Ibrani 2:15).
b. Progresif
Rahmat
Allah yg membawa keselamatan (Titus 2:11), yang merupakan kekuatan sebagai
dampak pemberitaan tentang salib kepada mereka yang diselamatkan' (1 Korintus 1:18)
mengajarkan:
(i) kebutuhan akan karya pengudusan oleh
Roh;
(ii) penerapan keselamatan yg telah diberikan
Tuhan kepada manusia (Filipo 2: 12): dan
(iii) penyangkalan terhadap nafsu-nafsu
duniawi, yang mendarnpakkan hidup yang saleh dan adil dan ilahi di dunia yang
sekarang. Seperti iman adalah penting dalam keselamatan yang dimengerti secara
posesif, maka demikian jugalah kasih dalam keselamatan yg dimengerti secara
progresif.
Oleh kasih yang
disemaikan oleh Roh maka hidup manusia terpelihara, mencapai kepribadian yang
benar dalam merefleksikan citra Allah. dan Roh sungguh-sungguh hadir dalam
pribadinya terhadap orang-orang lain yang membutuhkan keselamatan.
c. Prospektif
Keselamatan
seutuhnya akan diwujudkan kelak. Manusia diselamatkan oleh pengharapan. Orang
percaya ditunjuk untuk memperoleh keselamatan (1 Tesalonika 5:9; 2 Tesalonika
2:13; 2 Timotius 2:10; Ibrani 1:14). Keselamatan siap untuk dinyatakan pada
akhir zaman (1 Petrus 1:5). Keselamatan 'lebih dekat bagi kita daripada waktu
kita percaya' (Roma 13:11). Bagi mereka yang mencari Kristus, la akan datang
untuk kedua kalinya, bukan untuk urusan dosa. melainkan 'untuk keselamatan'
(Ibrani 9:28). Pada waktu kejahatan dikalahkan tuntas dan mutlak untuk
selama-lamanya, suara sorgawi akan menyerukan 'Sekarang keselamatnn telah
datang' (Wahyu 12:10).
IV. Hak Istimewa dan
Tanggung-jawab dari Keselamatan
Penerima
keselamatan di mana pun tidak boleh membanggakan diri kepada Allah. Bahkan
orang-orang pilihan diperingatkan supaya makin meneguhkan panggilan dan
pemilihan mereka (2 Petrus 1:10) dan untuk mengerjakan keselamatan mereka
dengan takut dan gentar (Filipi 2:13). Persekutuan orang percaya yg sudah
diselamatkan - gereja - merupakan penjaga keselamatan. dan kalimat extra
ecclesiam nulla salus (di luar gereja tidak ada keselamatan) baru mengandung
artinya yg sebenarnya. bila tugas hikmat memelihara kerugma dan didakhe tentang
keselamatan diwujudkan. Gereja harus menjadi 'persekutuan orang-orang yang
prihatin', umat yang diselamatkan dan menyelamatkan.
Jika
keselamatan benar-benar bekerja dalam diri orang-orang percaya, maka
persekutuan (koin6nia) mereka di dalam Roh akan bertambah Dan kekuatan yang
menyelamatkan dari Tuhan, yang secara 'vertikal' bekerja ke bawah, membuat
mereka sadar akan dampak 'horisontal' atas masyarakat dan yg harus terjadi
karena memiliki keselamatan itu. Mereka yg memiliki keselamatan harus menjadi
terang dunia, garam dunia. kota di atas gunung. Sejarah gereja menunjukkan
bagaimana gereja telah belajar dan masih harus belajar untuk bersaksi secara
nabiah tentang keselamatan dalam setiap zaman.
V. Penggenapan
Keselamatan
Alkitab
tidak bicara tentang keselamatan yang sedikit demi sedikit bagi seluruh umat
manusia, apakah itu dalam arti mempersiapkan mereka semua bagi kemuliaan. atau pengubahan
masyarakat oleh perkembangan yang berkesinambungan melalui penerapan
prinsip-prinsip' selamat'. Tapi Alkitab menjanjikan pembinasaan tuntas
kejahatan secara apokaliptis ataupun eskatologis, pembebasan makhluk ciptaan
yang sekarang ini mengerang dalam belenggu kerusakan menuju ke kebebasan
anak-anak Allah yang berkilauan (Roma 8:21 dab) pada saat "pengangkatan'.
'penebusan tubuh', 'penciptaan kembali' (Matius 19:28), dan penciptaan 'langit
baru dan bumi baru. di mana tinggal keadilan'. di mana Tuhan akan dilihat
secara tatap muka.
KEPUSTAKAAN:
1. W Foerster, G
Fohrer, Theologisches Worterbucch zum Neuen
Testament 7, hlm 965-1003;
2.
M Green, The Meaning of Salvation, 1965;
3.
G.C Berkouwer, Faith and Justification, 1954; Faith &
Sanctification, 1952;
4.
E. Brunner, The Mediator, 1947;
5.
R.W Dale, The Atonement , 1899;
6.
J Denney, The Death of Christ, edisi 1951; P.T Forsyth, The
Cruciality of the Cross, 1948;
7.
L Morris, The Apostolic Preaching of the Cross, 1955;
8.
J Murray, Redemption Accomplished and Applied, 1955;
9.
L Newbigin, Sin and Salvation, 1956;
10.
G.B Stevens, The Christian Doctrine of Salvation, 1905.
11.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 2, Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 1995, hlm 375-379.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar