Khotbah Pdt. Bun Min Tat, S.Th
Gembala sidang GBI Glory United
Gajah Mada Plaza
Salah satu penyebab yang
paling prinsip yang membuat umat Tuhan tidak bersedia mempercayai Tuhan dengan
teguh adalah adanya persepsi yang salah tentang pribadi Allah. Persepsi yang
salah tersebut adalah bahwa Tuhan tidak konsisten dengan apa yang telah Ia katakan
sebelumnya. Hal ini memang tidak tercetus secara langsung, tetapi dalam sikap
dan tindakan sehari-hari terbukti ketika
mereka tidak bersedia berpegang teguh pada apa yang telah Tuhan sampaikan dalam
FirmanNya. Ini senada dengan menyepelakn Alkitab, ketika mereka tidak bersedia
menerima apa yang telah disampaikan kepada mereka. Khususnya berkenaan dengan
segala apa yang telah Tuhan Yesus lataan dan yang telah kerjakan bagi kita.
Persepsi yang saah
tersebut juga terlihat ketika seseorang tidak bersedia menerima sepenuhnya,
bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan yang benar sepenuhnya. Maksudnya, mereka
masih memiliki keraguan dengan apa yang telah tercatat dalam kitab suci
tersebut. Mereka cenderung meilainya sebagai pandangan atau pendapat para
penulis Alkitab belaka, maksudnya para murid Tuhan Yesus. Tentu, pandangan atau
penilaian yang demikian terhadap Firman Tuhan, Alkitab, adalah pandangan yang
salah sepenuhnya. Inilah salah satu perintang terbesar yang menghalangi mereka
mengaami realita Firman Tuhan tersebut.
Namun sebaliknya apabila kita sepenuhnya percaya dan menerima apa yang
Firman Tuhan katakan dalam Alkitab, kita dipastkan mengakui, bahwa Tuhan benar
sepenuhnya, demikian juga dengan segala yang telah dikatakanNya dalam Alkitab. Dan
sebagai dampaknya, kita pasti mengalami realita yang telah Tuhan sampaikan
dalam Firman-Nya tersebut. Inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 2:13, “Dan karena ituah kami
tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah
menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perataan manusia,
tetapi—dan memang sungguh-sungguh demikian—sebagai firman Allah, yang bekerja
juga didalam kamu yang percaya”.
Percaya dan menerima sepenuhnya apa yang Firman Tuhan
katakan itu tidaklah berarti, bahwa kita tidak boleh menyelidiki Alkitab itu
dengan rasio atau dengan pikiran kita. Kita memang harus menggunakan rasio kita
dengan maksimal untuk membaca dan menyelidiki Alkitab kita masing-masing. Namun
hal yang paling prinsip yang harus kita ketahui adalah, bahwa kita harus
terlebih dahulu bersedia menerima segala hal yang telah Tuhan Yesus perbuat dan
yang telah diselesaikanNya bagi kita lewat kematian dan kebangkitan-Nya, tanpa
keraguan sedikitpun. Inilah yang saya maksudkan, dengan percaya dan menerimaNya
sepenuhnya apa yang Firman Tuhan katakan tersebut. Karena “Kabar Baik” yang
disampaikan kepada setiap orang, yaitu Injil Kristus, adalah keputusa final
dari Kerajaan Allah yang mutlak mengikat setiap manusia yang ada.
Ketika seseorang bersedia
menerima hal tersebut dan malah mempertanyakan dan memperdebatkannya, maka sesungguhnya
ia bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Camkan hal
ini baik-baik ! Kalau ia masih tetap mengakui bahwa ia adalah orang yang percaya
kepada Tuhan, maka ia hanyalah orang yang beragama saja, yang pada hakekatnya
memungkiri kekuatan ibadahnya (2 Tim 3:5).
Allah yang kita kenal dan
yang kita sembah dan yang kita layani dalam Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang
paling konsisten dengan segala yang Ia katakan dan perbuat. Hal ini terlihat
dengan jelas dari masa PL sampai kepada kita di masa PB. Bahkan terlebih lagi, Ia melakukan yang
melampaui apa yang dapat kita pikirkan, yaitu membawa kita yang sepenuhnya
percaya dan menerima-Nya kepada kesempurnaan dalam Kristus (Kol 1:28-29). Ia menjanjikan
keselamatan di masa lampau, Ia menggenapi dan menyempurnakannya di masa PB. Ia menjanjikan
tanah Kanaan duniawi kepada Israel jasmani, ia memberikan tanah Kanaan Sorgawi
kepada Israel Rohani. Adam pertama membawa kematian, Adam terakhir yaitu
Kristus membawa kehidupan. Dalam Adam, kita telah kemuliaan Allah, dalam
Kristus kita memperoleh kemuliaan Allah. Karena kejatuhan Adam, dosa menguasai
manusia, karena kebangkitan Kristus kita hidup dan memerintah. Melalui Adam
kita lahir ke dunia ini, melalui Kristus kita dilahirkan dari “Dunia Atas”,
Sorga. Oleh Adam, kita menjadi penghuni di bumi ini, oleh Kristus kita adalah
warga Kerajaan Sorga. Jadi, konsistensi-Nya melampaui segala hal yang dapat
dibayangkan dan pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar