Bisakah
seorang membenci Pasangannya namun sekaligus mencintainya? Namun kenyataan
banyak pernikahan porak-poranda bahkan hancur karena mereka yang dulu saling
mencintai kemudian menyimpan kebencian dan kemarahan.
Namun
Rasul Paulus pernah menasihatkan seperti ini: “Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya
sendiri: siapa yang mengasihi istrinya, mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak
pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya sama
seperti Kristus terhadap Jemaat, karena kita adalah anggota tubuhNya. Efesus 5:
28-30.
Bukankah
tidak pernah kita dengar orang memotong
tangan atau kakinya sendiri karena dia membenci bagian tubuhnya itu? Lagi pula tidak 100% dalam diri pasangan kita
itu buruk, masih ada banyak hal yang baik dalam dirinya. Namun karena kita
hanya fokus kepada keburukannya, akhirnya semua kebaikan yang ada dalam dirinya
kita abaikan.
Mengapa
seseorang yang dulu dicintai bisa berubah menjadi pribadi yang dibenci?
Permasalahannya ialah ketika sesuatu yang tidak menyenangkan bagi salah satu
pasangan terjadi, hal tersbut tidak dikomunikasikan dengan baik. Akhirnya dari
rasa kesal dipendam kemudian ditambah rasa kesal lainnya membuat perasaan itu
menjadi marah, kemudian berkembang menjadi benci, dan puncaknya adalah rasa
dendam. Lalu bagaimana mengatasi sesuatu yang terus berkembang seperti bola
salju yang semakin besar tersebut.
1.
1. Jika perasaan yang mengganjak,
komunikasikan dengan baik terhadap pasangan.
Jadi,
jangan ungkapkan dengan mengomel, ataupun intonasi suara yang tinggi.
Sebaliknya tenangkan emosi anda,ajak pasangan anda berdiskusi dengan kepala
dingin kemudian ungkapkan perasaan anda dengan jujur.
2.
2. Hargai Perasaan dan Respon pasangan
Anda.
Ketika
anda mengungkapkan rasa kesal anda dengan cara konstruktif, anda juga harus
siap dengan responnya dan mau mendengarkan pendapatnya.
3.
3. Lapangkan Dada Untuk memberikan
Pengampunan dan Juga Maaf kepada pasangan Anda.
Ijinkan
kasih Tuhan mengalir dalam hidup anda dan memampukan anda untuk mengasihi dan
mengampuni pasangan. Demikian juga rendahkan hati untuk mau mengakui kesalahan
dan minta maaf. Jangan pernah menyimpan kesalahan pasangan anda terlalu lama,
ingatlah nasihat untuk memadamkan amarah sebelum matahari terbenam. (Efesus
4:26) percayalah ini akan sangat melegakkan hati.
4.
Berdoalah
bagi pasangan anda.
Ada
kondisi-kondisi yang kadang diluar jangkauan kemampuan kita, untuk itu bawalah
masalah-masalah tersebut dihadapan Tuhan. Berdoalah bagi pasangan anda. Doa
adalah alat Tuhan pertama-tama untuk mengubah diri kita, baru kemudian menjamah
kehidupan orang yang kita doakan.
Jika pernikahan
anda mengalami goncangan, jangan cepat-cepat mengatakan benci kepada pasangan
anda, apalagi cerai. Ingatlah prinsip ini, bahwa suami istri adalah satu tubuh,
dan menceraikan pasangan anda sama saja mengamputasi bagian tubuh anda sendiri.
Tidak ada masalah yang tidak ada jalan
keluarnya, datanglah kepada Tuha dan ijinkan Dia bekerja untuk memullihkan anda
dan pasangan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar